Selasa, 26 Maret 2019

Penggolongan Obat Berdasarkan Bencana


1.         Obat untuk Gempa dan Tsunami :

·  Kassa steril dan kapas
Luka sayatan atau luka terbuka sebaiknya dibersihkan menggunakan alkohol 70 persen atau povidone iodine. Povidone iodine berfungsi kurang lebih sama dengan alkohol yakni untuk membersihkan luka dari kotoran, debu serta membunuh bakteri sehingga luka tidak rentan mengalami infeksi. 

ebaiknya luka tidak dibiarkan terbuka. Tutup luka dengan kassa steril dan lapisi dengan perban. Luka yang tertutup akan sembuh lebih cepat daripada luka terbuka. 

·  Ethyl chloride spray
Ethyl chloride spray atau etil klorida merupakan obat untuk mencegah rasa sakit akibat prosedur operasi, cedera akibat olahraga, dan nyeri otot. 

Obat ini berbentuk cair dan disemprotkan pada bagian tubuh yang mengalami memar akibat benturan keras atau tertimpa benda yang jaruh akibat gempa. Obat mampu memberikan rasa sejuk pada luka memar. 

·  Salbutamol
Bagi mereka yang mengalami asma, salbutamol merupakan obat yang tepat diberikan. Obat ini dapat melebarkan saluran udara pada paru-paru. Sesak napas biasanya terjadi karena penyempitan saluran udara sehingga salbutamol bekerja dengan cara melemaskan otot-otot sekitar saluran pernapasan sehingga udara mengalir lebih lancar ke paru-paru. 

Salbutamol dapat dengan cepat melegakan pernapasan. Di pasaran, salbutamol hadir dengan beragam merk dagang antara lain, Ventolin Inhaler, Astharol, Azmacon, Fartolin, Salbuven, Suprasma dan Velutine. 

·  Amoxycilin
Amoxycilin merupakan salah satu jenis antibiotik penicilin untuk mengobati berbagai macam infeksi bakteri. Penyalahgunaan antibiotik hanya akan menyebabkan efektivitas obat menurun atau malah membuat tubuh kebal terhadapnya. Perlu tenaga medis profesional yang akan memberikan resep atau anjuran aturan pakai. 

·  Paracetamol
Paracetamol masuk ke dalam golongan obat pereda nyeri atau analgesik serta penurun demam atau antipiretik. Paracetamol berguna untuk meredakan rasa sakit ringan hingga menengah. 

Obat ini bekerja dengan cara menurunkan produksi zat prostaglanding. Prostaglanding merupakan unsur yang dilepaskan tubuh sebagai reaksi kerusakan jaringan atau infeksi. Pelepasan zat ini memicu peradangan, demam dan rasa nyeri. Saat produksi zat terhalang, maka orang dapat terhindari dari rasa nyeri dan demam. 

·  Artesunat dan amodiakuin
Dikutip dari Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 043/MENKES/SK/I/2007 tentang 'Pedoman Pengobatan Malaria', amodiakuin merupakan obat antimalaria. Obat berfungsi sebagai antipiretik dan antiradang. Artesunat menjadi kombinasi amodiakuin untuk pengobatan malaria tanpa komplikasi. 

·  Obat Antidiare
Salah satu masalah besar yang kerap terjadi di pengungsian adalah penyakit diare. Jika tak ditangani, penyakit ini akan jadi masalah besar karena bisa menular dengan mudah. 

Obat antidiare adalah salah satu jenis obat penting dan mendasar yang harus tersedia dalam P3K. 

2.        Obat untuk bencana Banjir

·  Analgesik                          : Asam Mefenamat, Ibuprofen, Piroksikam
·  Obat Antimalaria             : Artesunat, dan Amodiakuin
·  Obat Anti Jamur               : Clotrimazole, Miconazole
·  Obat Antidiare                  : Loperamide, Attapulgit.

3.        Obat untuk bencana Kebakaran

·  Bioplacenton
·  Obat ini digunakan untuk luka bakar, pada luka yang terinfeksi oleh bakteri, obat bioplacenton juga bisa di gunakan karena memang obat ini berada di kelas terapi anti bakteri.

4.        Obat untuk bencana tanah longsor

·  Antihistamin                     : cetirizine, loratidine, CTM
·  Anti Inflamasi                   : Antalgin
·  Obat saluran pernapasan  :   Salbutamol, ambroxsol, dextromethophan

5.        Obat bencana untuk Gunung Meletus

·  Obat saluran pernapasan  :   Salbutamol, ambroxsol, dextromethophan
·  Anti diare                          : Loperamide, Attapulgit.
·  Anti Inflamasi                   : Antalgin
·  Antihistamin                     : cetirizine, loratidine, CTM



Selasa, 19 Maret 2019

Brainstorming




Gempa Guncang Lombok Timur, 2 Wisatawan Meninggal dan Ratusan Rumah Rusak


LOMBOK - Gempabumi tektonik mengguncang Lombok Timur, Minggu (17/3/2019). Gempa dengan kekuatan M 5,4 berpusat di darat pada 20 km arah Utara Kota Selong, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada kedalaman 19 km. 


Gempa terjadi pukul 14.07 WIB dan selang dua menit kemudian terjadi gempa bumi susulan M=5,1 dengan kedalaman 10 km. BMKG mencatat gempa bumi ini termasuk dalam klasifikasi gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal di sekitar Gunung Rinjani. 



Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dipicu oleh penyesaran turun (normal fault). Gempa dirasakan kuat selama 2-5 detik di Lombok Timur. Masyarakat panik dan berhamburan ke luar rumah. Beberapa bangunan ada yang roboh dan rusak.


Kepala Pusat Data Informasi dan Humas, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan, berdasarkan pendataan yang dilakukan BPBD Lombok Timur, dampak gempa tersebut menyebabkan dua orang meninggal dunia, 44 orang luka-luka, 32 unit rumah roboh, dan 499 unit rumah rusak sedang dan rusak ringan. 


"Dua orang yang meninggal dunia adalah wisatawan asal Malaysia yang tertimpa material longsoran akibat adanya gempa di kawasan Air Terjun Tiu Kelep, Kabupaten Lombok Utara yang berada di bawah kaki Gunung Rinjani. Satu korban meninggal sudah diidentifikasi atas nama Tommy (14 tahun) warga Malaysia, sedangkan yang satunya belum dapat diindentifikasi," ujar Sutopo dalam keterangan tertulisnya. 



Sementara itu, korban luka-luka sebanyak 44 orang dimana 36 orang warga Indonesia dan 8 orang WNA Malaysia. Sebanyak 36 wisatawan (22 wisatawan dari Malaysia dan 14 wisatawan nusantara) telah berhasil dievakuasi dari kawasan Air Terjun Tiu Kelep di Lombok Utara. 

Selain itu sekitar 50 orang berhasil dievakuasi dari Pos 2 ke Pos 3 di Gunung Rinjani dalamkondisi aman. Mereka adalah tim survai jalur pendakian Gunung Rinjani yang berasal dari TNGR, BPBD NTB, Geopark, Porter, PVMBG, 

Saat ini, kata Sutopo, penanganan darurat masih dilakukan. BPBD berkoordinasi dengam berbagai pihak seperti TNI, Polri, BMKG, Basarnas, SKPD, Tagana, relawan dan lainnya. Tim Reaksi Cepat BPBD melakukan kaji cepat dan pendataan dampak gempa. 



"BPBD NTB telah mengirimkan bantuan berupa makanan siap saji, terpal, lauk pauk, matras, mi instan dan telor. Pendataan terus dilakukan," pungkasnya.




Who       : Masyarakat Lombok Timur
What      : Gempa bumi guncang Lombok Timur
Why       : Gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal di sekitar Gunung Rinjani.
Where   : Gempa dengan kekuatan M 5,4 berpusat di darat pada 20 km arah Utara Kota  Selong, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada kedalaman 19 km. 
How     : korban luka-luka sebanyak 44 orang dimana 36 orang warga Indonesia dan 8 orang WNA Malaysia. Sebanyak 36 wisatawan (22 wisatawan dari Malaysia dan 14 wisatawan nusantara) telah berhasil dievakuasi dari kawasan Air Terjun Tiu Kelep di Lombok Utara. 
When     : Minggu (17/3/2019) 
Solution : Relokasi pemukiman




Senin, 25 Februari 2019

Macam-Macam Bencana

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.


Macam-macam bencana :
A.Bencana Alam dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu :
  •  Bencana alam geologi:  gempa bumi, tanah   longsor, gunung meletus, peristiwa         tsunami.
  •  Bencana alam meteorologis : bencana   kekeringan saat musim panas, dan bencana     kebanjiran saat musim hujan
  •  Bencana Alam Ekstra-Terestrial asteroid yang dapat menghantam bumi, badai           matahari, meteor, dan lain-lain  
B. Bencana Non Alam

  •  Kebakaran hutan
  •  Kecelakaan transportasi
  •  Kecelakaan industri
  •  Kejadian luar biasa (KLB)
  •  Konflik


C. Bencana Sosial
  • Kebakaran gedung dan pemukiman
  • Kegagalan dan teknologi
  • Epidemi dan wadah penyakit
  • Konflik sosial